Bersama Istri dan 6 Anaknya, Hidup Idrus Kian Memilukan


Banyuasin, MNN- Idrus Sandi (42) yang tercatat sebagai warga Desa Bengkuang Kecamatan Suak Tapeh Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan ini tergolong hidup yang kurang beruntung, Pasalnya, dia bersama istri dan 6 orang anaknya masih tinggal dirumah yang tidak layak huni.


Rumah tinggal yang jauh dari layak huni yang berukuran 3×5 M dengan dinding dari papan dan atap dari daun nipah itu olehnya sudah lebih 15 tahun ditempati sebagai tempat berteduh dari teriknya matahari dan dinginya ketika datang hujan serta larut malam.


Pasangan suami istri Idrus Sandi-Fitrianti bersama 6 buah hatinya itu saat ini kehidupanya semakin memperihatinkan, karena dari penghasilanya yang didapat sebagai pekerja disalah satu Perusahaan pun masih jauh dari kecukupan guna menuhi kebutuhan hidupnya, ucap Idrus saat ditanya wartawan beberapa saat yang lalu.


” Dari penghasilan sebagai buruh penyadap karet dalam satu hari tak lebih Rp 17 ribu itu, jangankan untuk bangun rumah yang layak huni, untuk makan dalam satu hari saja ada sudah berterima kasih, sedangkan untuk menamatkan sekolah putra-putrinya pun sudah tak mampu lagi,” timpal Fitrianti istri Idrus.


Yang Fitri keluhkan lanjutnya, selama ini kalau datang hujan ada angin, apalagi pada malam hari, disitulah kami rasakan sekeluarga ini mendapat ujian, tapi memang begini adanya, maka harus kami jalani, ucapnya memilukan.


Terpisah, Kepala Desa Bengkuang, Sholihin kepada awak media mengatakan terakit rumah warganya itu, pihaknya sudah sering mengajukan ke Pemkab Banyuasin untuk dilakukan Bedah Rumah, tetapi memang sampai saat ini belum realisasi.


Untuk tahun 2020 ini juga kata Kades, rumah kediaman Idrus itu juga kami usulkan dapat program bedah rumah, sehingga dapat teratasi permasalahanya dan memang kondisinya saat ini rumah huni keluarga warganya yang satu ini sudah sangat memprihatinkan dan kami juga berembuk dengan Pengurus BPD untuk membuat usulan bedah rumah itu melalui Dana Desa jika dari Pemkab Banyuasin belum ada respon, tutupnya.(waluyo)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *