Banyuasin, medianusantaranews.com
Diguyur hujan yang lumayan deras, membuat ratusan keluarga pekerja penyadap getah karet diwilayah Betung Kabupaten Banyuasin bisa terancam kelaparan, pasalnya aktipitas penyadapan getah karet itu biasa dilakukan sejak pukul 04.00 wib dini hari, baru selesai dikerjakan tiba-tiba turun hujan yang cukup deras.
Akibatnya, seluruh cairan getah karet hasil sadapanya hilang dibawa aliran air hujan, padahal hari ini (5/3) seperti biasanya dilakukan penimbangan oleh pedagang yang datang menjemput kelokasi, ujar Dian warga bukit saat dibincangi wartawan dikediamannya.
Babak 4 anak ini mengaku ketar-ketir dengan kondisi alam saat ini, sebagai petani kebun karet katanya bisa hidupnya terancam sengsara, karena musim hujan masih terus berlanjut, sedangkan harga getah karet terus anjlok.
” Hasil sadapan getah karetnya hanya sedikit, harganya dibawah jauh harga normal, bahkan satu kilogram getah karet untuk saat ini hanya dapat sepe empat kilogram beras”, ucapnya sedih.
Harga getah karet harian seperti sekarang ini kata Dian, kisaran Rp.3.500,- hingga Rp.4.200 perkilogramnya, sedangkan harga beras saat ini pada kisaran harga Rp.13.000,- hingga pada harga Rp.14.000,- perkilogramnya.
” Bisa saja kalau cuaca sering-sering begini terus dan harga getah karet juga terus anjlok begini, jujur saja keluarga kami ini bisa terancam kelaparan dan tidak mungkin akan bisa bertahan hidup dengan meminum air saja”, keluh-kesahnya.
Warga yang berdumisili diwilayah Betung ini yang mayoritas hidupnya dari bertani kebun karet, walau ada berkebun kelapa sawit jumlahnya tidak banyak, tetapi kalau 80 persen usahanya bertani berkebun karet, sambung Mardian (42) salah satu tokoh pemuda setempat.
Mardian berharap, kepada para petani untuk bersabar dan masalah ini faktor alam, tetapi masalah harga supaya pemerintah Banyuasin lebih perhatikan nasib warganya untuk ditingkatkan harga komoditas itu, jika tidak ingin warganya kelaparan.
“Paling tidak pemerintah bisa menetapkan harga getah karet ini bisa berimbang dengan harga pangan dari beras, tetapi kalau masalah ini terus berlarut-larut tidak ada solusinya, kelaparan memang bisa mengancamnya”, tukasnya.
(waluyo)