Muara Enim
medianusantaranews.com
Untuk menghidupi keluarganya, Sepasang suami istri ini bekerja di salah satu tambang batubara yang berlokasi di Desa Pulau Panggung Kecamatan Tanjung Agung Kabupaten Muara Enim. Diduga karena tambang batubara tempat mereka bekerja adalah salah satu tambang batubara illegal sehingga keselamatan para pekerjanya tidak terlalu diperhatikan oknum pemiliknya. Begitu juga para pekerjanya tidak terlalu peduli, yang penting mereka bisa mendapatkan upah untuk menyambung hidup walaupun setiap saat maut selalu mengintai dan mengubur jiwa mereka dalam longsoran batu bara.
Adalah sepasang suami istri Hermi dan Rahmi warga Warga Dusun 1 Desa Padu Raksa Kecamatan Tanjung Agung Kabupaten Muara Enim. Sepasang suami istri ini merupakan pekerja disalah satu tambang batubara di Kecamatan Tanjung Agung Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan.
Sekitar pukul 14.00 WIB, Rabu (11/07/2018) warga didesa Padu Raksa Kecamatan Tanjung Agung dan sekitarnya dibuat geger karena sepasang suami istri yang sehat ini didapati telah meninggal dunia secara tragis.
Dari informasi yang berhasil dihimpun portal ini di Desa Padu Raksa, Rabu (12/07/2018) bahwa sepasang suami istri ini meninggal karena tertimpah longsoran batubara tempat mereka bekerja.
Ita, salah seorang tetangga korban yang sempat diwawancarai portal ini menuturkan yang dia ketahui bahwa sebelumnya kedua korban dalam keadaan sehat, tidak terdengar keluhan kalau mereka sakit. Namun warga sangat kaget karena tiba tiba sepasang suami istri ini meninggal.
” Yang saya ketahui kalau sepasang suami istri ini dalam kondisi sehat, buktinya mereka masih bisa bekerja, namun kami kaget karena tiba tiba sepasang suami istri ini meninggal secara bareng ” Ungkap Ita.
” Memang mayat yang paling dulu diantar kerumah duka adalah mayat Rahmi ( Suami) karena meninggal ditempat kerja sedangkan Rahmi (istri) kabarnya sempat dibawa kerumah sakit, namun nyawanya juga tidak tertolong lagi. Kedatangan mayat prempuan, ada selisih sekitar 15 menit setelah kedatangan mayat yang laki laki ” Terangnya.
” Kami tidak menyangkah suami istri ini meninggal serempak, kalau tidak salah mereka memiliki anak anak 5 orang, tapi yang 4 orang semua sudah menikah, tinggal lagi satu masih sekolah SD, Kasihan kami” Ucap Ita.
Sedangkan dari pihak keluarga korban yang juga sempat dibincangi, membenarkan kalau kedua korban adalah korban ditambang batubara. Namun katanya pihak pemilik lahan telah mendatangi pihak keluarga dan sementara ini akan bertanggung jawab mulai dari penguburan sampai seratus hari korban meninggal.
Sementara itu Kepala Desa Paduraksa, Emran Aman saat dikonfirmasikan terkait hal ini membenarkan bahwa kedua korban yang meninggal merupakan warga desanya. Namun hingga saat ini belum ada laporan ke Pemerintah Desa.
“Iya mereka memang warga kita, namun pihak korban belum melapor, karena saat kejadian, saya sedang tidak ada di tempat karena sedang berada di Muara Enim, ada mengurus berkas,” Tukasnya.
Dari pantauan portal ini dirumah duka di Desa Padu Raksa, Kamis (12/07/2018) sekitar pukul 14.00 WIB, kedua korban sedang dimakankan dipemakaman umum Desa Padu Raksa. (Ab)