Modus Preman Sebagai Calo Di Pelabuhan Merak Masih Berkeliaran, Ancam Akan Pukul Warga Bandar Lampung Jika Tidak Membayar

Bandar Lampung, medianusantaranews.com

Seakan tidak ada habisnya permasalahan “calo” yang berada di tempat penyedia jasa transportasi terus mendapatkan kritik dari para pengguna jasa transportasi publik. Seperti yang dilaporkan oleh Ridho (26) kepada tim Medianusantaranews.com, ia mengaku mendapatkan perlakuan yang tidak baik oleh oknum “calo” di Terminal Terpadu Merak (TTM) pada 7/09 dini hari.

Ridho yang hendak melakukan perjalanan kembali menuju kota Tapis Berseri mengaku dirinya mendapatkan paksaan dan hampir kontak fisik dengan oknum “calo” yang menawarkan sebuah jasa penyebrangan menggunakan travel dengan iming-iming agar dirinya tidak lagi repot berjalan menuju loket pembelian karcis yang berjarak cukup jauh dari Terminal Terpadu Merak.

” jadi pas turun dari bus saya di tawarin kan, ya saya kira mobilnya itu emang beneran ada dan langsung jalan karena si calo ini bilang kalo mobilnya sudah siap dan langsung berangkat ” Ungkap Ridho.

Ridho mengaku dirinya dibawa ke salah satu mini market yang berada cukup jauh dengan berjalan kaki didampingi oleh oknum “calo” tersebut. Oknum calo tersebut tidak mengatakan berapa jumlah harga yang harus dibayarkan untuk jasa travel tersebut. Menurut pengakuan Ridho, Oknum “calo” tersebut langsung mengantarkan ke rekan sesama “calo” untuk melakukan negosiasi harga di depan mini market tersebut.

” sekitar 200 meter saya berjalan dari dalam ( terminal ) menuju mini market. Ketika sampai dilokasi saya di tawari harga 175.000 untuk sekali jalan dengan alasan semua tiket dan asuransi sudah termasuk di dalamnya. Ketika itu saya coba untuk nolak, tapi tiba-tiba calo yang dari terminal itu datang dan langsung berkumpul mendesak saya dengan nada tinggi dengan mengeluarkan kata-kata yang bersifat intimidasi. Sampai dia sudah angkat salah satu marka jalan untuk memukul saya ” paparnya.

Ia mengaku dirinya pada saat itu terdesak karena pada saat itu ada tiga Oknum “calo” yang mendesak dibarengi dengan kata-kata intimidasi. Ia pun akhirnya dengan berat hati membayar sejumlah uang yang ditentukan oleh Oknum “calo” tersebut meskipun mobil yang dijanjikan tidak ada dilokasi tempat ia bernegosiasi.

” Ya gimana ya, posisi jam dua subuh itu kan lagi hari kerja jadi sepi. Saya sendirian mereka yang mendesak saya ada tiga orang dengan nada ancaman. Mau minta tolong warga disekitar juga itu masih calo juga. Jadi ya saya bayar Rp. 100.000. Mungkin gak banyak sih nominalnya, cuman pada saat itu memang ongkos saya sudah saya pas untuk sampai ke rumah. Akhirnya saya harus hubungi keluarga saya untuk transfer ke ATM untuk ongkos saya sampai ke rumah.

Belum selesai sampai disitu, ia (Ridho) yang dijanjikan sebuah mobil dengan AC dan langsung berangkat dibuat bingung dengan kendaraan yang belum jelas adanya. Ia mengaku harus menunggu sekitar 30 menit setelah diantar menggunakan Ojek ke pintu masuk kendaraan pelabuhan Merak. Setelah itu, oknum “calo” tersebut mendapati sebuah kendaraan mobil jenis Pick Up dan menyuruhnya untuk menaiki mobil tersebut.

” jadi setelah saya bayar, saya di oper lagi ke calo lain, sedangkan tiga calo yang tadi itu tiba-tiba ilang enggak tahu kemana. Terus saya kan bingung tuh, sampe saya di bawa ke pintu masuk kendaraan di pelabuhan merak dan ini tuh gak sesuai dengan eksptasi dan iming-iming si calo pertama. Akhirnya karena saya gak mau ribut dan sudah lelah terpaksa naik mobil tersebut ”

Ridho mengatakan, dengan pengalamannya tersebut ia sedikit merasa kapok. Pasalnya, ia tidak menduga jika ternyata masih ada oknum “calo” yang seperti itu, padahal menurut informasi yang ia baca melalui situs media online menyatakan bahwa TTM Merak sudah bebas dari calo.

” ya saya terjebak. Mobilnya ada dan saya berterimakasih. Saya berterimakasih kepada Polisi yang berjaga di pintu masuk, karena mungkin kalo enggak ada polisi itu saya dan satu orang penumpang lainnya di tinggal. Meskipun sangat-sangat diluar ekspetasi gitu, kan kita semua tau kalo travel itu seperti apa sih? ternyata saya disuruh naik pick up plat putih dan saya rasa itu gak sepadan dengan nominal uang yang saya keluarkan ” katanya.

Ia pun berpesan kepada para pengguna jasa transportasi publik yang ingin melakukan penyebrangan setelah transit di TTM Merak agar tidak terhasut dan mengabaikan oknum “calo” yang menawarkan jasa travel di TTM Merak dan berharap kepada pihak yang berwajib untuk kembali memperketat pengamanan para pengguna jasa yang hendak menyebrang melalui pelabuhan Merak Banten.

” mendingan lo naik ojek deh, masih untung Rp. 25.000 kalo naik ojek dan naik travel yang beneran travel di Pelabuhan Bakauhueni. dan yang saya harapkan pihak keamanan setempat bisa menjadi pelindung warga masyarakat yang mau nyebrang menggunakan kapal di pelabuhan Merak. Dan yang perlu diketahui, ini bukan hanya masalah nominal yang dikeluarkan, tapi lebih jauh disitu ada intimidasi dan paksaan hingga hampir kontak menyebabkan kontak fisik. Ini kan sudah diluar batas ” ujarnya.




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *