Banyuasin,medianusantaranews.com– Aksi Himpunan mahasiswa Banyuasin (himba) yang diketuai oleh Panji Gribaldi itu sekira pukul 10.30 wib tiba di gerbang pintu masuk ke halaman rumah Dinas Bupati Banyuasin jalan Sekojo Perkantoran Pemkab Banyuasin (10/9/2018).
Lebih 50 orang Mahasiswa Banyuasin denganyang diketuai oleh Panji Gribaldi sekaligus sebagai Korlap dan korlak Dicky Dwi Kurniawan dalam aksinya menolak IMB Pusdiklat Maetriya Sriwijaya di Desa Talang Buluh yang kondisinya saat masih dalam sengketa tapal batas wilayah Kabupaten Banyuasin dengan Kota Palembang Sumatera Selatan.
Terlihat para pengunjuk rasa melengkapi aksinya dengan membawa berbagai baleho yang bertuliskan yang diantaranya ada yang bertuliskan minta Bupati Banyuasin di Rupiah, juga ada bertuliskan “Jangan Beli Suara Masyarakat Dengan Uang”, juga ada bertuliskan “Jangan Ganggu Masyarakat Banyuasin”, juga ada “Jangan Gunakan Otoritas Sewenang-Wenang”, bahkan ada yang menekankan dalam Aksi Damai “Hentikan Pembangunan Pusdiklat Maetriya dan Kami Butuh Pemimpin yang Cerdas”.
Para pengunjuk rasa meminta Pemkab Banyuasin membatalkan terkait pembangunan Pusdiklat Maetriya Sriwijaya disebabkan dalam pelaksanaan pembangunan tidak memenuhi persyaratan sesuai Peraturan Menteri Agama atau Mendagri tertuang nomor 9 tahun 2006 atau nomor 8 tahun 2006 bab 4 pasal 14 serta kami menguatirkan adanya pembangunan Pusdiklat Maetriya Sriwijaya ini akan mengancam kerukunan umat beragama disebabkan pembangunan Pusdiklat Maetriya Sriwijaya ini tidak adanya keterlibatan masyarakat setempat.
Mereka juga mendesak pihak pemerintah dan DPRD, FKUB, tokoh Agama, tokoh Masyarakat, tokoh Pemuda untuk mengkaji ulang azaz manfaat untuk kesejahteraan masyarakat setempat khususnya Kabupaten Banyuasin.
Selain itu juga mendesak Pemerintah dan DPRD Banyuasin, Kemenag segera membentuk Pansus untuk memanggil pihak-pihak yang terkait memberi izin, jika tidak secepatnya ditindaklanjuti kami akan menggelar serupa dengan jumlah massa yang lebih banyak lagi, ancamnya.(tro)