Kacang Kedelai Pindah Harga, Pedagang Tahu Tempe Pulang Kampung

Medianusantaranews.com, (Banyuasin)- Jeritan para pengusaha rumahan jenis tahu dan tempe di wilayah Banyuasin Sumatera Selatan mulai berkumandang kencang jeritan suaranya dampak dari harga bahan pokok dari Kacang Kedelai Pindah harga, bahkan sudah ada para pedagang yang pulang kampung, ujar H Slamet Yahya pengusaha tempe di Betung yang sempat diminta konfirmasinya via WhatsApp, 17 Maret 2021.

Dikatakanya, sebelumnya harga Kacang Kedelai hanya diangka Rp 7.100 perkilogram, sekarang pindah harga menjadi Rp 11.000/kg, jadi sampai saat ini masih diguyuri berjualan itu hanya sekedar mempertahankan modalnya saja jangan sampai putus modal kita yang ada.

Pedagang untuk di wilayah Kecamatan Betung ada sekitar puluhan lah, karena sudah bubar wadah usahanya ini, jadi tak tau lagi nama-nama anggotanya, tapi sudah ada yang pulang kampung, sebab rata-rata pengusaha tahu dan tempe itu dari rantauan atau pendatang.

“Jadi kami ini tetap berguyur nyetak tempe itu tak lagi mencari keuntungan, namun untuk mempertahankan modalnya saja, kalau cuma didiamkan kan lama-lama modal kita itu habis saja”, ungkapnya.

Masih kata Dia, sebelum ada perubahan harga Kacang Kedelai, satu hari bisa cetak tempe 1,5 Kwintal, tetapi sekarang hanya 1 kwintal saja pun waktu jualanya bertambah karena pelanggan pun berkurang.

Jangan sampai pelanggan kecewa, maka volume yang kita kurangi, sebelumnya memakai ukuran bungkus tempe yang berukuran 7,7 bungkusnya, tetapi sekarang memakai ukuran bungkus yang 7 lebih kecil dan dari 7 menjdi 6 ukuran bungkusnya, tetapi harganya tetap Rp 1000 perbungkusnya.

“Andaikata sampai memasuki bulan suci Ramadhan nanti harga Kacang Kedelai masih bertahan diharga sekarang dapat dipastikan pengusaha tahu dan tempe terancam gulung tikar semua, jangan boleh untung, modal pun habis dimakan sehari-hari”, tutupnya.

Terpisah, pelanggan tempe sebut saja Normaikem (56) diminta komentarnya mengaku masih untung masih ada yang berjualan tempe, sekalipun ukuranya menjadi lebih kecil, harganya tetap sama seperti sebelumnya.

Ibu empat anak dua cucu ini mengaku setiap hari mengkonsumsi tempe, sebab itu makanan yang murah dan dianggap serba guna dihidangan ditengah keluarganya.

Norma berharap kepada pedagang bisa kembalikan ukuranya seperti semula biar tidak mengewakan pelanggannya dan kepada Pemerintah yang membidangi masalah tahu dan tempe itu supaya menekan harga Kacang dan Kedelai, harapnya.

Hingga berita ini ditayangkan, pihak terkait yang membidangi bahan baku tahu dan tempe yang diminta konfirmasinya.(MNN/waluyo)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *