Medianusantaranews.com – MPM/DPM U KBM Unila menyelenggarakan agenda Dialog Kedaulatan Energi bersama Forum Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB). Dihadiri lebih dari 100 peserta agenda berlangsung sangat meriah.
Selasa (25/2) tepat di Gedung D31 FISIP Unila kegiatan tersebut mengusung tema Membangun Sumber Daya Manusia Dalam Menjaga Kedaulatan Energi dan Keutuhan NKRI.
Diusungnya tema tersebut bukan tanpa alasan, melainkan akibat resahnya mahasiswa dan element pekerja Pertamina akan keadaan energi yang ada di Indonesia sendiri.
Berdasarkan data yang ditampilkan oleh FSPPB saat ini sebagian besar energi yang ada di Indonesia dikuasai oleh asing sebut saja Chevron, Inpex, Petronas dan masih banyak lagi. Tentunya ini sebuah ancaman besar melihat prediksi cadangan minyak yang akan habis pada 2035.
Indonesia notabenenya akan mendapatkan bonus demografi pada 2035-2045 pun terancam karena apa,di tengah ancaman habisnya cadangan minyak sampai dengan saat ini kita masih belum bisa berdaulat dalam memanfaatkan kekayaan energi di negara ini.
Disampaikan oleh Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Universitas Lampung, Hanggara Ramadhan (23) Mahasiswa dan semua element pemuda sudah saatnya sekarang menyatukan energi untuk menjaga kedaulatan energi.
“Tugas menjaga kedaulatan energi ini tidak sanggup diamanahkan kepada para petani, karena mereka harus sibuk pergi ke sawah setiap harinya, tak sanggup juga dilimpahkan kepada para tukang ojek atau pun tukang becak, karena mereka harus berjuang memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Pemudalah yang merdeka saat ini. Pemuda adalah jiwa yang berdaulat, maka dari itu pemuda harus menyatukan energi untuk menjaga kedaulatan energi yang ada di negeri ini,” jelasnya.
Ugan Gandar selaku Presiden FSPPB 2004-2015 mengatakan bahwa pemuda saat ini harus ditempa sehingga memiliki jiwa leadership yang kuat, yang siap bertarung dalam menjaga dan memanfaatkan energi negara ini.
“Pemuda ini harus paham dan berjuang mempertahankan energi mulai dari saat ini, jangan sampai mereka hanya menikmati sampah dari para orang tuanya,” tuturnya. (Dimas)