Saat Anak Transmigran Lampung, Pensiunan Laksda TNI Ini Sukses Raih Gelar Doktor

BANDARLAMPUNG(MNN) — Kabar bahagia datang dari pensiunan tentara angkatan laut, anak transmigran Lampung, berpangkat terakhir Laksamana Muda TNI, yang kini mengabdi di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) industri galangan kapal terkemuka Indonesia.

Sosok inspiratif, cerdas rendah hati yang hidup prihatin sejak belia di lingkungan keluarga pensiunan tentara yang muhibah dari Jawa Timur ke sentra transmigransi TNI-AD di Lampung Tengah ini bahkan per Kamis (30/1/2020), hari ini, resmi sandang status doktor. Siapa dia?

Purnawirawan Pati TNI Angkatan Laut (AL), mantan Staf Khusus Kepala Staf TNI AL 2011-2012 dan 2019 ini, kini menunaikan tugas negara sebagai Senior Executive Vice President PT PAL Indonesia (Persero) sejak 2019 lalu. Ia adalah –dengan nama bergelar lengkap, Laksamana Muda (Laksda) TNI (Purn.) Dr. Mulyadi Warsito, S.Pi., M.A.P.

Mulyadi, keluarga dan orang-orang terdekat, kini tengah berbahagia atas raihan prestasi akademik usai lulus sidang terbuka promosi doktor jurusan manajemen konsentrasi bidang Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta (UNJ), di kampus setempat, Kamis, yang ia tempuh sejak 2015.

Ayah dari tiga putra, Didit Setya Nugraha, Dedi Setya Wardhana, dan Dandy Setyo Utomo ini, buah pernikahannya dengan Emmi Widjayati pada 1 Februari 1987 silam, tak pelit berbagi ekspresi kebahagiaan lewat unggahan media sosialnya, pukul 11.06 WIB.

“Alhamdulilah sidang terbuka promosi doktor dinyatakan lulus dengan IPK 3,84 tidak sia sia perjuangan. Terimakasih pada semua pihak yang telah mendukung doa dan semangat,” tulis lulusan terbaik AKABRI Laut angkatan ke-30 dan peraih Adhi Makayasa 1985 ini, di Facebook, takzim beragregat.

Gelar doktor melengkapi kerja keras studinya yang dilakoni di tengah kesibukan tugas, setelah gelar sarjana perikanan (2001), dan Magister Administrasi Publik Maritim dari Universitas Hang Tuah, kampus dirian TNI AL dan dinaungi Yayasan Nala di Sukolilo, Surabaya. Dia angkatan 2000, lulus 2004.

Sejurus, kabar ini sontak mengingatkan pada kisah hidup anak kedua enam bersaudara dari pasangan mendiang Kopral Satu TNI (Purn.) Warsito dan Marsitah, lahir di Malang, Jawa Timur, 25 Maret 1961, bintang kelas sejak SD hingga lulus SMAN 1 Poncowati, Lampung Tengah, angkatan 1981 itu.

Seperti dikisahkan narablog Arif Rahman Hakim (Kompasiana, 22/8/2012), pahit getir menjalani kerasnya hidup, justru menjadi uji tempa sukses di kemudian hari bagi Mulyadi, anak transmigran yang ikut kedua orang tua hijrah dari Malang dan menetap di Kampung (Desa) Bandar Agung, Kecamatan Terusan Nunyai (dulu Terbanggi Besar), Lampung Tengah, pascapensiun sang ayah era 70-an.

Asal tahu, jarak tempuh ke kampung itu dari Telukbetung, Bandarlampung sekitar 99,8 km atau sekitar 1 jam 43 menit jika ditempuh via jalur darat melalui Jalan Tol Trans Sumatra/ JTTS dari pintu Gerbang Tol Kotabaru (Itera), Jati Agung, Lampung Selatan.

Di desa transmigrasi TNI AD (Transad) yang dibangun tahun 1973 oleh para transmigran veteran tentara asal 5 Kodam –Kodam Jaya/Jakarta, Siliwangi/Jabar, Diponegoro/Jateng, Brawijaya/Jatim, dan Sriwijaya/Sumbagsel, dua tahun jelang masa pensiun, tepatnya tahun 1975 dan masih berupa hutan itulah, Mulyadi kecil tumbuh remaja, hingga ia pindah ke Magelang Jawa Tengah, usai lolos seleksi taruna AKABRI Laut pada 1981.

Jika Mulyadi remaja dikenal ulet dan cerdas, kutu buku, jago bulutangkis, tenis meja, serta handal bersepak bola, di usia hampir kepala enam kini, ia dikenal pula pehobi bersepeda.

Menanggapi kabar gelar doktornya, sejumlah warganet menyampaikan selamat. Pantauan, akun Rosiana L. Tobing, junior Mulyadi masa sekolah di SMAN 1 Poncowati, berkomentar. “Mantap Mas Mulyadi Warsito. Motivasi buat kami untuk tetap belajar, belajar, dan belajar,” ujar Rosiana, yang kini guru SMPN 1 Kalirejo, Lampung Tengah.

Lainnya, dari aktivis 1998 asal Lampung, Muzzamil, yang mengaku telah mendengar kisah sukses Mulyadi dan keluarga besar orang tuanya sejak 1990, saat duduk di kelas 1 SMP Xaverius Terbanggi Besar, 15 km dari Bandar Agung. “Turut, bangga. Hanya ada satu kata : keren!” ujar Muzzamil, di kolom komentar Mulyadi, Kamis.

Sejumlah karangan bunga ucapan selamat, nampak di sekitar lokasi sidang promosi gelar doktor Mulyadi. Diantaranya berasal dari Asrena Kasal Laksda TNI Arusukmono Is, Aslog Kasal Laksda TNI Moelyanto, dan direksi PT PAL Indonesia. [red/Muzzamil]




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *