Banyuasin, medianusantaranews.com- Efek dari aktivitas pengeboran minyak bumi oleh Pt. Odira Energi dilingkungan Rt.12 Dusun 6 Desa Keluang Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan diduga limbahnya mencemari puluhan kebun karet milik warga penyangga, bukan hanya rusak bahkan sudah banyak yang mati.
” Bukan hanya berdampak kerusakan kebun milik warga, tapi lebih parah lagi dampak limbah tersebut yang mengalir ke Sungai membuat airnya berubah warna hitam pekat dan airnya tidak dapat digunakan untuk mandi dan mencuci oleh warga yang berdumisili disepanjang aliran sungai tersebut”, ujar Al.
Al-Fath kepada wartawan membeberkan bahwa kebun karet miliknya yang sudah mati akibat tercemar dari limbah Pt. Odira Energi sudah lebih 50 an batang hingga detik ini dari pihak Pt tak ada itikat baik dengan kerugian yang kami alami.
Limbah itu lanjut Dia, sejak tahun 2018 mulai beroperasi perusahaan melakukan aktivitas pengeboran minyak hingga tahun 2021 ini tak ada penyelesaian, bahkan terkesan tak peduli dengan kehidupan masyarakat penyangga dan itu bukti yang dialaminya, ungkapnya.
“Memang dulu pernah ada pihak perusahaan memanggil kami atas kerugian dan kerusakan kebun karet senilai Rp 25 juta keseluruhannya dan kami tolak, karena tidak sesuai dengan yang kami pinta saat itu keseluruhan Rp75 juta dan perusahaan juga menolak hanya mau Rp 50 juta tapi masih kami tolak”, bebernya lagi.
Belum lama ini kami kembali menanyakan di perusahaan, malah pihak perusahaan hanya siap mengganti semua kerugian kerusakan kebunnya hanya Rp 25 juta saja, bukan kami banyak uang, tetapi ada kalau cuma segitu, katanya dengan nada kesal.
Jika pihak perusahaan bersikeras tetap pada pembiaran limbahnya masih mencemari air Sungai dan kerugian kami tak ada titik terang, maka bersama masyarakat khususnya dari Dusun 6 Keluang ini akan menggelar demo selain lokasi perusahaan juga ke Kabupaten Banyuasin bahkan aksinya dilanjut ke Provinsi Sumatera Selatan, ancamnya.
Terpisah, Pemuka masyarakat Tungkal Ilir, H Sholekhan membenarkan kalau limbah dari Pt itu bermasalah dan pihaknya pernah diajak berbincang oleh pihak perusahaan dan minta supaya masalah satu itu jangan membuat warga penyangga jadi korban.
Apabila masih ada warga yang bergejolak, artinya cara penyelesaian masalah masih ada yang belum tuntas dan itu namanya dibiarkan oleh perusahaan, akhirnya nanti justru akan merugikan perusahaan itu sendiri, tegas bapak yang akraf disapa Mbah Geger.
Untuk itu pesan dedengkot Partai berlambang Kepala Banteng moncong putih itu mendesak pihak menegemen perusahaan jangan anggap sepele persoalan yang timbul dari masyarakat dan nantinya masih juga berhadapan dengan Mbah Geger inilah, ungkapnya tegas.
Kesempatan itu itu juga anggota DPRD dari Kabupaten Banyuasin Dapil 2 Kecamatan Tungkal Ilir Sumanto mengatakan Ketika itu membenarkan ada limbah dari perusahaan minyak yang di bor oleh Pt Odira.
Secara lesan memang sudah menyampaikan keluhannya. Kalau secara pribadi kami minta agar pihak perusahaan segera mungkin bisa menyelesaikan permasalahan dengan warga, namun kalau secara kedinasan silahkan buat surat ditujukan ke Ketua DPRD Banyuasin, saran bapak dari fraksi PKS sembari menambahkan pihak Pt jangan memicu masyarakat jadi emosi.
Sementara, beritanya ditayangkan oleh media ini, namun dari pihak perusahaan belum ada yang diminta konfirmasinya.(mnn/Biro-SS).