Warga Dua Desa Mengucapkan Terima Kasih Pada TNI, Begini Ceritanya

Muara Enim (Sumsel), medianusantaranews.com

Warga dua Desa ini mulai bisa bernafas lega, pasalnya sarana transportasi jalan darat yang melalui Jembatan gantung satu-satunya yang membentang diatas aliran Sungai Lematang yang menghubungkan Desa Beruge dan Desa Tanjung Kecamatan Belimbing Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan ini dalam kondisi tinggal kerangkanya saja itu sudah dilakukan perbaikan.

Tidak ada jalan lain warga dua desa itu, setiap beraktivitas termasuk para pelajar, mereka siap bertaruh nyawa. Tentu sangat membutuhkan perhatian khusus dari Pemerintah Daerah dan Dinas terkait supaya segera diperbaiki.

Kondisi fisik jembatan ini sudah rusak parah, yang terlihat terpasang hanya urat besi yang masih saling kait, namun sudah tidak ada lagi alasan dasarnya. Besi behel penyangga juga kondisinya sudah banyak yang terputus dan terlihat pipa penyangga yang dijadikan tangga untuk naik jembatan tersebut dalam keadaan keropos tinggal menunggu ambruknya saja.

Kepala Desa Beruge, Desi Aryani dampingi Sekertaris Desa, Rusdi bersama awak media melihat kondisi jembatan dijelaskan bahwa kerusakan jembatan tersebut sudah lebih satu tahun ini. Maka warga kami bersyukur dan mengucapkan terima kasih kepada bapak-bapak tentara, sambutnya.

Tak ingin mendengar ada resiko terjadinya korban jiwa, Bataliyon Zeni Tempur (Yonzipur) Kota Prabumulih, Dandim Muara Enim beserta Danramil setempat bergerak cepat melakukan perbaikan sementara pada Jembatan Gantung yang menghubungkan Desa Beruge dengan Desa Tanjung itu.

Diungkapkan Serda Irsin, selaku pengawas lapangan, kegiatan tersebut merupakan instruksi langsung dari Pangdam II/Sriwijaya Mayjen TNI AM Putranto, beberapa hari lalu.

“Kita sudah turun langsung, sesuai instruksi atasan kita diminta untuk melakukan rehab sementara pada jembatan ini karena sangat rawan sekali apabila dilewati oleh warga khususnya bagi anak sekolah. Kini kita mulai bekerja mengganti papan yang sudah rusak dengan yang baru, ya untuk saat ini kalau dipersentasekan baru 10% pekerjaan kita,” ujar Irsin saat dihubungi kemarin.

Dikatakan Irsin, pihaknya akan bekerja semaksimal mungkin agar bisa memberikan hasil yang memuaskan bagi masyarakat dan anak-anak sekolah yang melintasi jembatan ini.

“Mereka setiap hari bertaruh nyawa melintasi jembatan ini setiap hari hanya untuk melakukan tugas mereka sebagai penerus bangsa, masa ia kita biarkan mereka. Maka dari itu kita akan bantu dengan cara memperbaiki jembatan ini untuk sementara, selagi menunggu bantuan berupa rehab permanen dari pemerintah kabupaten Muara Enim, agar mereka (masyarakat, red) merasa terbantu,” jelasnya.

Kepada wartawan media ini Ketua Komisi II DPRD Muara Enim, Izudin Efendi, mengungkapkan pihaknya telah meminta bagian eksekutif dan dinas terkait untuk menindak lanjuti kondisi jembatan tersebut.

“Masa kita yang dikenal dengan kabupaten yang kaya tidak mampu memperbaiki jembatan tersebut, malu lah kita. Apalagi berita ini sudah sampai ke media nasional, ya kita harus berbenah. Saya sudah meminta dinas terkait untuk segera melakukan perehaban jembatan ini secara permanen dengan menggunakan dana bencana, secepatnya direalisasikan,” ungkapnya .

Jembatan gantung penghubung antara dua Desa itu rusak parah sejak dua tahun lalu, yang sebenarnya akibat faktor alam, namun dampaknya berimbas pada para pelajar yang berasal dari Desa Tanjung terpaksa melintasi badan jembatan tersebut, walaupun dengan bertaruh nyawa. Apabila mereka harus mengikuti jalan yang ada, mereka harus memutar hingga puluhan kilometer sampai ditempatnya belajar, pungkasnya.

(waluyo/ab)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *