Diduga Kepala Pekon Sudimoro Selewengkan Dana Desa

Medianusantaranews.com (Tanggamus) – Diduga adanya indikasi penyelewengan penggunaan Dana Desa Pekon Sudimoro, Kecamatan Semaka, Kabupaten Tanggamus akibat tidak adanya transparansi dana tersebut pada masyarakat.

Seperti halnya beberapa pembangunan yang menggunakan dana APBN tahun anggaran 2019, Pembangunan Balai Rakyat yang menghabiskan Anggaran Rp. 430 juta, dengan Volume Panjang 21 Lebar 17 meter. Hingga kini belum selsai proses pembangunannya, seharusnya dengan nominal tersebut bila hanya membangun ukuran tersebut lebih dari cukup, namun akibat adanya dugaan korupsi para Oknum Aparatur Pekon Sudimoro. Hingga kini bangunan tersebut menjadi sarang tikus dan Kecoa.

Seperti diketahui Anggaran DD tahun 2019, Pekon Sudimoro menerima Bantuan Pusat melalui Anggaran APBN Sebesar Rp. 858 juta. Yang diperuntukan kegiatan sebanyak sembilan poin namun, beberapa poin diduga menjadi lahan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).

Seperti kegiatan Rehabilitasi/Peningkatan/Pengerasan Jalan Usaha Tani Rp. 68 juta, Pembangunan Gedung Balai Desa/Balai Kemasyarakatan Rp. 487 juta, Sarana Sanggar Seni dan Belajar Lainnya Rp. 23 juta, dan Rehabilitasi/Peningkatan Taman/Taman Bermain Anak Milik Desa Rp. 94 juta.

Dugaan adanya indikasi korupsi tersebut diperkuat informasi dari masyarakat setempat yang namanya enggan dituliskan, seperti Rehabilitasi/Peningkatan Taman/Taman Bermain Anak Milik Desa Rp. 94 juta. Kegiatan tersebut hanya memperbaiki atap dan tembok papannya saja. Ujar narasumber.

“Seharusnya pihak Inspektorat, DPMD dan Camat harus turun kelapangan agar dapat melihat langsung dokumen APBDes dan LPJ dan melakukan evaluasi/kroscek lapangan. Jangan sekedar asal-asalan mengauditnya sesuai tidak antara laporan pertanggung jawaban dalam administrasi dengan bukti lapangan,” ungkapnya.

Hingga berita ini diturunkan Kades Sudimoro Sukiban selaku Kakon tidak dapat dikonfirmasi, bahkan sudah beberapa kali wartawan ini menyambangi kantornya. Menurut info dari masyarakat di sekitar Kantor Kakon memang jarang dibuka. (MNN/Halimi/Azwar)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *