Ada Masalah, Tugu Polwan Simpang Tiga Betung Pindah

Medianusantaranews.com, (Banyuasin)- Terpaksa patung Polwan yang selama ini ditegakan di Simpang Tiga Kota Betung Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan itu ternyata ada persoalan yang memang harus dimaklumi, karena kalau tetap saja dipertahankan dilokasi yang lama dalam waktu dekat akan ikut jadi korban ketidakmampuan para pengemudi yang mengendalikan kendaraannya.

Banyak kalangan bicara kalau tak cepat patung Polwan itu dipindahkan lama-lama roboh diseruduk kendaraan besar ketika memutar arah ke Sekayu ataupun kearah Jambi.

Patung Polwan tersebut ikut terancam, karena ruang putarnya sangat terbatas dan sangat sempit, apalagi kendaraan besar yang memaksa berputar, selain jadi penyebab kemacetan, nasib kurang beruntung bisa saja menyambar patung Polwan itu, karena dulu pernah juga roboh diseruduk truk yang berjalan mundur, Edi yang mengaku asal Sekayu.

Masih kata Dia, kemarin sempat bincang dengan pekerja yang sedang membuat tempat Patung dipindahkan bahwa, tugu itu sudah ciri Kota Betung, maka bapak komendan (tidak dijelaskan siapa yang dimaksud) pokoknya Dia cuma diminta untuk memiindahkan saja disini.

Lanjut Edi menirukan kata pekerja, tugu polwan ini sudah benar diposisi semula, tetapi pemerintah seharusnya membuat ruang putarnya bukan didepan Patung itu, justru dibelakang lokasi patung itu dibuat ruang putar, selain lokasinya luas juga semakin elok dilihat juga ngurangi kemacetan.

“Ini dulu yang membuat kontruksinya yang salah, padahal biayanya lumayan besar, kalau tidak salah dengar Rp 2,5 M jadinya cuma semacam itu, untungnya tak ada, malah sekarang jadi markasnya anak-anak liar tanpa identitas asal-usul yang tidak jelas jadi penghuninya disitu”, cerita Edi menirukan pekerja pemindah Patung Polwan siang tadi.

Beberapa sumber dilokasi Patung bicara wajar kalau dipindahkan, karena sudah berulangkali plataran tempat ditegakan Patung itu ambrol dilantak roda mobil saat berputar, walau berulangkali diperbaiki percuma saja, cuma ngabis-ngabisin uang negara saja, tentu tidak sedikit setiap melakukan berbaikan, kata bapak yang biasa nongkrong disitu dan meminta namanya tidak ditulis dalam pemberitaan, malu dengan pak camat dal lurahnya, karena sangat kenal.(waluyo)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *