Dugaan Kekerasan Siswa SD Kembali Terjadi Di Agam Oleh Dua Orang Oknum Guru

Agam-Sumbar,medianusataranews.com

VN (10), siswa kelas 6 SD N 06 di Bamban IV Koto Palembayan kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat, diduga menjadi korban kekerasan oleh guru olahraganya, (HD) dan (RE) . Peristiwa itu terjadi diduga karena sang anak Bercanda dengan temannya sewaktu jam pelajaran berlangsung.
Gusniwati, ibu kandung dari VN menceritakan kronologi berdasarkan keterangan anaknya. Peristiwa itu terjadi pada Rabu (12/3/2025) sekitar pukul 10.30 WIB. Saat itu, oknum guru agama tersebut sedang mempersiapkan materi pembelajaran.

“Jadi pas di kelas mempersiapkan materi mau belajar. Kebetulan bapak itu sedang memberikan penjelasan, jadi anak-anak ini senyum senyum menahan tawa, maklumlah anak-anak ini. Jadi anak saya adik dari korban di tegur oleh oknum guru tersebut dengan nada yang kasar,sampai anak saya nangis,hingga sontak kakaknya (korban) tidak terima melihat adiknya nangis dengan perkataan kasar guru tersebut,hingga sang kakak menjawab perkataan guru itu, ” kenapa adik saya di bentak pak” tanya kakaknya (korban) jawab gurunya diam kamu,kamu tidak tau apa”

Sang kakak tidak terima adiknya di bentak diperlakukan seperti itu ,Lalu kakaknya keluar dari kelas,saat mau meninggalkan kelas hendak mengadukan kepada orang tua lalu oknum guru (HD) ini mencengkram tubuh korban,tak hanya itu sampai di luar kelas datanglah oknum guru satunya (RE) menghampiri korban bukannya niat untuk mencegah bahkan beliau ikut melakukan kekerasan dengan berteriak “den pacahan kapalo ang beko”(saya pecahkan kepala mu nanti) dengan menyandarkan korban kedinding.ungkap (VN) saat menceritakan kejadian itu kepada awak media, Senin (19/5/2025).

Dugaan kekerasan itu terjadi di depan kelas dan disaksikan sejumlah siswa lainnya. Kata Leni, ketika bertemu dengan bapak guru tersebut, alasan melakukan kekerasan kepada anaknya karena kesal.

Lalu mendengar kejadian tersebut orang tua dari korban melaporkan oknum guru ke pihak penegak hukum polres agam guna memberikan keterangan untuk membuat laporan dua oknum guru lalu melakukan visum.

Saat awak media dan kuasa hukum dari korban mendatangi Sekolah tersebut dan di sambut oleh kepala sekolah (PLT) Nelly Susanti, Spd.Gsd, lalu menjelaskan kronologis kejadian dengan awal mula kepsek terkesan ingin menutup nutupi kejadian tersebut seolah olah tidak mengetahui.

Pada Rabu (17/3), dia melaporkan dugaan kekerasan itu ke Polres agam, Dia berharap polisi dapat memproses pelaku dan Dinas Pendidikan Agam dapat memberi sanksi kepada oknum guru tersebut.

“Harapannya ada keadilan, anak-anak ini kan dilindungi oleh hukum. Kami minta ini ditindaklanjuti. Untuk bapak oknum sendiri, bagi lembaga terkait ada tindak lanjut dan sanksi bahwa tidak dibenarkan adanya tindakan kekerasan dan jangan ditutup-tutupi. Terus semoga ini menjadi pelajaran bagi lembaga pendidikan di agam” pungkasnya.(MNN/FR)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *