Santri Sabilul Hasanah Memaknai Fenomena Gerhana Bulan

Banyuasin, medianusantaranews.com

Menyikapi fenomena alam Super Blue Blood Moon yang terjadi kemarin yang viral itu bagi para santri dari Ponpes Sabilul Hasanah Desa Purwosari Kecamatan Sembawa Banyuasin Sumatera Selatan untuk memaknai peristiwa yang terjadi setiap 152 tahun sekali itu dengan menggelar Shalat Gerhana Bulan seusai shalat Isya’ Berjama’ah didalam Masjid Ponpes.

Shalat Gerhana Bulan atau dalam umat muslim disebut “Khusyuf” dilaksanakan dua rakaat, empat kali ruku’ dilaksanakan oleh para santri serta warga masyarakat sekitar pesantren dan Shalat Gerhana yang diimami langsung oleh M. Ubaidillah Luad Adimsyiki (Gus Luad), serta selaku Khatib Nurkholis Al Hafidz.

Dalam khutbahnya, Nurkholis Alhafidz menguraikan, bahwa fenomena gerhana bulan yang saat ini adalah tak lebih dari ayat Allah atau tanda.

” Kita bersyukur mendapat kesempatan melewati momen-momen indah tersebut. Selain menikmati keindahan dan mengagumi gerhana bulan, cara bersyukur paling sejati adalah memaknai kehadiran Allah SWT dibalik peristiwa alam ini.” Ujar Nurkholis.

“Kami memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (ayat) Kami disegenap ufuk dan pada diri mereka sendiri..”(Qs Fushshilat (53)

Dan di Surah yang sama mengatakan “Sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, matahari, dan bulan. Jangan kalian bersujud pada matahari dan jangan pula bulan, tetapi bersujudlah kalian kepada Allah yang menciptakan semua itu, jika kamu hanya menyembah-Nya,” (QS 41:37).

” Semoga fenomena gerhana bulan kali ini meningkatkan kedekatan kita kepada Allah SWT, membesarkan hati kita untuk ikhlas menolong sesama, serta menjaga kita untuk selalu ramah terhadap alam sekitar kita,” Ujar Ustd Nurkholis mengakhiri Khutbahnya seraya menambahkan agar para santri kembali menyaksikan fenomena gerhana bulan didalam Ponpes dilakukan dengan tertib dan seksama.

Humas Ponpes Sabilulungan Hasanah Siryanto kepada wartawan media ini (2/2) membenarkan kalau kemarin seluruh santrinya menggelar Sholat Gerhana.

Usai Sholat dan menyaksikan fenomena alam tersebut para santri juga mendapatkan pencerahan oleh para pengasuh pondok pesantren sesuai yang ada dalam ayat Alquran.

” Pencerahan tersebut agar peristiwa itu tidak disalah-artikan, sehingga para santri selain bertambah wawasan tentang alam yang sesuai dengan ajaran dalam Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari nantinya.” jelasnya.

(asta)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *