BANYUASIN, medianusantaranews.com
Sudah 15 tahun Banyuasin jadi Kabupaten jalan sepanjang 60 km di Desa Bentayan Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan jika datang hujan kondisinya masih saja berlumpur, walau sudah tiga kali ganti Bupati, hingga saat ini tidak ada perubahan menjadi baik, bahkan kian mensengsarakan kehidupan masyarakat yang dirasakannya.
Walau program Pembangunan infrastruktur di kabupaten Banyuasin setiap ada tetapi masih terbilang belum merata, yang menjadi sorotan serius di masyarakat buruknya jalur akses jalan desa Bentayan secara menyeluruh.
Menurut Andi (32) warga Bentayan mengatakan saat datang musim hujan kondisi jalan menjadi licin, berlumpur dan digenangi air, bahkan ada beberapa titik yang kedalaman lubangnya hampir satu meter.
“Jika melihat kondisi jalan didesanya sangat sedih rasanya, kami membutuhkan jalan yang layak dilewati. Terkadang kami sering bertanya, jalan ini bagian dari Banyuasin atau bukan, karena kurangnya perhatian dari pemerintah. Untuk sekarang harga sembako di desa kami lebih mahal dibandingkan dengan desa lain,” bebernya.
Kepada Bupati yang masih menjabat atau kepada para calon Bupati dan calon wakil Bupati Banyuasin agar melakukan kunjungan langsung ke desa Bentayan. “ Saat ini untuk mencapai kelokasi desa kami sekarang tidak bisa dihitung waktunya. Mirisnya lagi Desa kami diapit dua perusahaan milik PTPN 7 dan Hindoli, namun kedua perusahaan pun kurang perhatian, kepada bupati Banyuasin untuk memanggil pihak perusahaan agar dapat berkontribusi secara jelas,” harapnya.
Puput (20) juga warga setempat yang juga sebagai mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi swasta di Palembang mengungkapkan hal yang sama. Kerusakan jalan didesanya sudah dalam kondisi yang sangat mengkhawatirkan dan membahayakan para pengguna jalan. Saat datang musim penghujan kondisi jalan berubah bentuk.
“ Saya selaku mahasiswa, Pemkab Banyuasin dan pihak perusahaan disekitar desanya tak peduli dengan kondisi jalan desa kami, jangan salah kami jika kami berbuat yang memalukan kinerja pemerintah dan wakil rakyat kami termasuk perusahaan yang ada didesa kami”, ancamnya.
Lebih lanjut penjelasanya, kondisi jalan yang menuju desanya, sejak terbentuk menjadi desa hingga saat ini masih seperti jalan kubangan kerbau. “Kami berharap kepada pemangku kekuasaan dan dinas terkait melek, jangan terima laporan diatas meja, kami yakin jika pemerintah itu serius, desa kami akan seperti desa lain yang kondisi jalan cukup layak, saya yakin Banyuasin bisa,” ucap Puput dengan nada kesal.
Sementara Sazali ST Kepala Desa Bentayan via ponsel kepada wartawan mengutarakan, memang disaat datang musim penghujan jalan dari dusun I hingga dusun 6 kurang lebih ada sepanjang 60 kilometer kondisinya berlumpur.
Untuk mengantisipasinya kata Kades, badan jalan itu harus ditinggikan dan dibuat saluran air sehingga air tidak menggenangi badan jalan, heranya, dari beberapa perusahaan, termasuk PTPN 7 Unit Bentayan yang merupakan milik negara masih tidak peduli.
“Kalau datang musim kemarau cuaca panas kondisi jalan masih bisa dilalui walau harus berselimut dengan debu, tapi kalau datang hujan jalan kami berubah jadi berlumpur,” jelasnya dengan penuh harap ada khusus dari pihak terkait karena sudah 15 tahun Banyuasin dengan 3 kali ganti Bupati.
Kadis PUBM Banyuasin Yos Karimuddin saat dikonfirmasi [7/5/2018] sekira pukul 08:32 wib melalui Kadiskominfo Erwin Ibrahim menjelaskan bahwa Jalan tersebut telah dianggarkan ditahun ini sebesar Rp 2,5 Milyar dan akan dilakukan perbaikan dengan pengerasan sepanjang 2,5 km dari 60 km, jawabnya.
(wal)