Medianusantaranews.com,Tulang Bawang Barat, Lampung-Nampaknya Program Keluarga Harapan (PKH) Dikabupaten Tulangbawang barat kian carut marut dan tidak beraturan dalam proses pencairan serta penyaluran bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
Pasalnya,banyak keluhan warga KPM kabupaten Tulangbawang Barat atas sistematis penyaluran program PKH tersebut.
Seperti Suryati Warga Tiyuh Panaragan, kecamatan Tulangbawang tengah, kabupaten Tulangbawang Barat,Ibu Lansia ini nampaknya kebingungan dikarenakan tidak bisa mencairkan dana PKH tersebut.
“Saya cair terakhir bulan Agustus 2018 itu yang nyairin ketua kelompok apa koordinator PKH saya kurang paham.nah udah itu saya mau nyairin sendiri di bank, pas teman-teman sudah pada cairan dana ini kok punya saya saldonya kosong.sedangkan saya seharusnya sudah dapat dua kali seperti yang lain tapi ATM saya kosong,” kata Suryati saat menemui awak media Dikantor PWI Tubaba beberapa hari yang lalu.
Dengan menunjukkan bukti penarikan terakhir pada bulan Agustus sebesar Rp.500.000 yang diambil oleh oknum dengan meminta uang sebesar Rp.30.000,ibu Suryati ini juga menunjukkan kartu Keluarga Penerima Manfaat PKH dan buku tabungannya serta ATM. Raut wajah kekecewaannya pun dikeluarkan dikarenakan begitu besar harapannya untuk mencairkan dana tersebut yang di nawaitukannya untuk pengobatan penyakit yang dideritanya.
“Tolong bener nak,saya ini kena gondok duit itu buat berobat apalagi saya gak ada kebun karet,duit itu yang saya harapin tapi dua kali orang cair saya enggak,” demikian rintihan ucapan Ibu lansia itu kepada medianusantaranews.com.
Ia berharap Program Nasional dari Menteri Sosial RI itu dapat Benar-benar serius dikucurkan tanpa ada hambatan seperti yang dialaminya.”Saya berharap gak ada kendala pencairannya,pun begitu juga uang saya yang belum masuk di ATM agar bisa dicairkan,” pintanya.
Nampaknya tidak hanya warga ditiyuh Panaragan,selain itu ada tiyuh lain Ditubaba yang merasakan kekecewaan ulah oknum yang diduga meminta fee kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) ketika saat pencairan Program PKH.
Salah satu kepala tiyuh Ditubaba melalui Via WhatsApp mengatakan Program PKH ditiyuhnya nampak menjadi ladang keuntungan para oknum yang meminta bagian saat pencairan.
“Coba cek di tiyuh reki bagaimana para penerima PKH cara ngambil uangnya, apa harus melalui pengurus ditiyuh juga”
“Di Tiyuh sy rekening dan atm dan no pin dipegang oleh “pengurus” , jadi setiap pencarian ada potongan. Ditiap tiyuh saya rasa seperti itu,” demikian tulisan kepala tiyuh tersebut dalam pesan WhatsApp nya kepada medianusantaranews.com.
Untuk diketahui Indeks bantuan sosial untuk Program Keluarga Harapan (PKH) sudah dipastikan meningkat pada 2019.
Pemerintah sendiri telah menetapkan indeks bantuan sosial yaitu bantuan Tetap PKH Reguler Rp. 550.000/ Keluarga/Tahun, bantuan tetap PKH Akses Rp. 1.000.000/ Keluarga/Tahun (KPM yang tinggal di daerah sulit dan terpencil), KPM yang memiliki Ibu hamil, mempunyai anak balita, tinggal dengan bersama lansia dan disabilitas Rp. 2.400.000,-/jiwa/Tahun.
Juga KPM yang memiliki anak usia sekolah SD Rp. 900.000/ Jiwa /Tahun, SMP Rp. 1.500.000/ Jiwa/Tahun dan SMA Rp. 2.000.000/Jiwa/Tahun
Setiap KPM PKH akan diberikan bantuan maksimal untuk 4 orang berdasarkan komponen kondisionalitas, dengan jumlah penerima tetap 10 juta KPM.
Menanggapi permasalahan yang cukup runyam tersebut Khairul Ketua Program Keluarga Harapan (PKH) kabupaten Tulangbawang Barat akan melakukan koordinasi dengan pengurus ditiap-tiap tiyuh untuk menanyakan permasalahan tersebut.
“Masalah yang tidak cair itu memang ada beberapa orang KPM.Saldo nol Karena dari pusat,jadi bagi yang saldo nol agar warga melaporkan kepada pendamping,ketika klensing seperti itu gagal pemprosesan maka harus kita laporkan ke pusat. Jadi PKH ini ada ketua kelompok,karena 20-30 orang penerima diwajibkan dibuatkan ketua kelompok.jadi saat ada pemungutan oleh oknum ketua kelompok seperti itu pendamping gak tau,biasanya mereka (ketua kelompok)membanting bahasanya bahwa pungutan itu disuruh pendamping,” kata Khoirul.(Reki)