Anggota KMA-TA Tahun 2019 Hanya Makan Debu dan Asap
Banyuasin,MNN – Sedikitnya ada ratusan orang tercatat sebagai anggota Koperasi Mitra Asri di Desa Tabuan Asri Kecamatan Pulau Rimau Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan sudah 11 bulan tahun 2019 tidak menikmati hasil dari kebun plasma sawitnya dan selama ini hanya dapat Makan Debu dan Menghirup Asap saja, Pasalnya buah perkebunan plasma sawit stiap hari dipanen dan buahnya diolah oleh Pt. Hamita Utama Karsa, tetapi hasilnya tidak ada diterima.
Nasrokah salah satu keluarga anggota Koperasi Mitra Asri Tabuan Asri (KMA-TA) saat berbincang dengan wartawan media ini membeberkan setelah mencaritau tentang kebun plasma sawit yang bekerjasama dengan Pt. Hamita Utama Karsa (HUK) selain kondisi kebun plasmanya tidak terawat dan efeknya tidak dapat berbuah maksimal, sehingga dari hasil panen teraebut tidak mencukupi untuk membayar nilai kridit yang ada di Bank.
Masih kata Nasrokah, sampai hari ini pun belum jelas berapa nilai kridit kebun plasma sawit, tetapi setiap bertanya pada pengurus Koperasi dikatakan bahwa dari hasil panen sawit plasma tidak mencukupi untuk mengasur kridit di Bank dan dari dana hasil jual buah sawit juga untuk biaya perawatan lahan serta honore pengurus termasuk upah pekerja.
Pengurus KMA-TA saat diminta konfirmasinya via whatsApp Marzuki menegaskan mohon maaf pak selain saya masih baru, untuk memperjuangkan hak anggota kami sudah melayangkan surat kepada pihak perusahaan dan saat ini pihak perusahaan sedang melakukan kordinasi di Jakarta.
Insya Allah kami upayakan tahun ini anggota bisa nikmati hasil plasma, itu dilahan kita sendiri, kita jauh-jauh dari Aceh kesini tidak bisa meniknati hasil kebun sendiri, kalau SHU diakui memang sudah tidak dapat, jawabnya sembari meminta kehadiranya di Desa Tabuan Asri.
Menejer Pt. HUK Nasution saat dikonfirmasi via whatsApp melalui Humas Sofian, terkait petani plasma di Desa Tabuan Asri sudah 11 bulan tidak terima hasil menekankan silahkan tanyakan kepada pengurus. Apalagi sebagai anggota menanyakan masalah plasma itu langsung kepada pengurusnya, itu perlunya ada pengurus dan nanti saya sampaikan kepada pak Marzuki, terkesan enggan memberi solusi dan melepas tanggungjawab, jawabnya.(waluyo)