Purbalingga, medianusantaranews.com
Segenap komponen bangsa dan elemen masyarakat di wilayah Purbalingga bersatu padu peringati hari Kebangkitan Nasional Ke-101 Tahun 2018 Tingkat Jawa Tengah.
Tidak hanya prajurit TNI dari Kodim 0702/Purbalingga dan Lanud Jenderal Besar Soedirman beserta Polres dan Pemda Kabupaten Purbalingga, upacara juga diikuti peserta dari para siswa-siswi SLTA/SMK Purbalingga baik OSIS maupun Pramuka dan ormas kepemudaan, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda, LVRI serta ormas lain diwilayah Purbalingga ikuti upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional Ke-101 Tahun 2018 di Lapangan Alun-alun Kabupaten Cilacap, Senin (21/05/2018).
Selaku Irup Plt. Gubernur Jawa Tengah Drs.H.Heru Sudjatmioko, M.Si., dan dihadiri Kasdam IV/Diponegoro Brigjen TNI Bakti Agus Fadjari, S.I.P., M.Si., Danrem 071/Wk Kolonel Kav Dani Wardhana, S.Sos., M.M., M.Tr (Han), Sekda Provinsi Jawa Tengah Dr.Sri Puryono Karto Soedarmo,MP. beserta Ka OPD Jawa Tengah, Bupati Purbalingga H.Tasdi,S.H., M.M., beserta Wakil Bupati dan Forkopimda serta SKPD Purbalingga, Ketua DPRD Purbalingga, serta segenap Kepala BUMN/BUMD Kabupaten Purbalingga.
Selaku Inspektur Upacara, Plt.Gubernur Jawa Tengah membacakan sambutan Menteri Komunikasi dan Informatika RI pada upacara Bendera memperingati hari Kebangkitan Nasional Ke 110 tahun 2018.
Menkominfo dalam amanatnya mengatakan, Ketika rakyat berinisiatif untuk berjuang demi meraih kemerdekaan dengan membentuk berbagai perkumpulan, lebih dari seabad lalu, kita nyaris tak punya apa-apa. Kita hanya memiliki semangat dalam jiwa dan kesiapan mempertaruhkan nyawa. Namun sejarah kemudian membuktikan bahwa semangat dan komitmen itu saja telah cukup, asalkan kita bersatu dalam cita-cita yang sama, kemerdekaan bangsa.
“Bersatu, adalah kata kunci ketika kita ingin menggapai cita-cita yang sangat mulia namun pada saat yang sama tantangan yang mahakuat menghadang di depan. Boedi Oetomo memberi contoh bagaimana dengan berkumpul dan berorganisasi tanpa melihat asal-muasal primordial akhirnya bisa mendorong tumbuhnya semangat nasionalisme yang menjadi bahan bakar utama kemerdekaan. Boedi Oetomo menjadi salah satu penanda utama bahwa bangsa Indonesia untuk pertama kali menyadari pentingnya persatuan dan kesatuan”, terangnya.
Presiden Pertama dan Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia, Soekarno, pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun 1952 mengatakan bahwa: “Pada hari itu kita mulai memasuki satu cara baru untuk melaksanakan satu ‘idee’, satu naluri pokok daripada bangsa Indonesia. Naluri pokok ingin merdeka, naluri pokok ingin hidup berharkat sebagai manusia dan sebagai bangsa. Cara baru itu ialah cara mengejar sesuatu maksud dengan alat organisasi politik, cara berjuang dengan perserikatan dan perhimpunan politik, cara berjuang dengan tenaga persatuan.”
Butir kelima dari Nawacita Kabinet Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla berisi visi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan. Pada awal tahun ini, visi tersebut mendapat penekanan lebih melalui amanat Presiden Joko Widodo yang menyatakan bahwa pemerintah akan meningkatkan pembangunan sumber daya manusia (SDM) pada tahun 2019, melanjutkan percepatan pembangunan infrastruktur yang menjadi fokus pada tahun-tahun sebelumnya. Melalui pembangunan manusia yang terampil dan terdidik, pemerintah ingin meningkatkan daya saing ekonomi dan secara simultan meningkatkan kapasitas sumber daya manusianya.
Oleh sebab itu tema “Pembangunan Sumber Daya Manusia Memperkuat Pondasi Kebangkitan Nasional Indonesia Dalam Era Digital” dalam peringatan Hari Kebangkitan Nasional,20 Mei 2018 ini harus dimaknai dengan upaya-upaya penyadaran setiap masyarakat Indonesia, untuk mengembangkan diri dan merebut setiap peluang untuk meningkatkan kapasitas diri yang dibuka oleh berbagai pihak, baik oleh pemerintah, badan usaha, maupun masyarakat sendiri. Pengembangan kapasitas sumber daya manusia juga harus diletakkan dalam konteks pemerataan dalam pengertian kewilayahan, agar bangsa ini bangkit secara bersama-sama dalam kerangka kebangsaan Indonesia.
(Didi)