Banyuasin, medianusantaranews.com- Semenjak virus corona melanda dunia termasuk di Indonesia membuat para wali siswa khususnya di wilayah Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan yang termasuk dari kalangan ekonomi lemah terancam setres mengahadapi pola Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Sistem Pendidikan Nasional tahun ajaran 2020/2021.
Sebut saja Ngadiyem (34) mewakili walimurid di Banyuasin kepada wartawan media ini mengaku pada musim masuk sekolah tahun 2020 dibuatnya susah, sudah suaminya behenti kerja, anak-anak mulai masuk sekolah, jadi sebagai warga miskin baru ini benar-benar merasakan sengsara hidupnya.
” Tidak sekolah anaknya bodoh, lanjut sekolah biaya mahal, sedangkan untuk bertahan hidup saja rasanya sudah tidak tahan beban yang semakin berat, tetapi pemerintah tidak ada lagi jalan yang memberikan kemudahan, kalau wali murid yang ekonominya mampu mau dibuat cara apa saja anak-anak mereka masih bisa sekolah”, ucapnya pasrah.
Hal senada diungkapkan Mak Echa salah satu wali murid di sebuah SMPN di Kabupaten Banyuasin ini mengatakan, sejak pemerintah memberlakukan Sisdik Daring, tensi darahnya terus memuncak, sebab selain tidak menguasai program Ilmu Teknologi informasi dan komunikasi melalui ponsel, juga bikin pikiran semrawut, katanya.
“Ya pak,selain lupa masak, mau mengajari anak nya belajar tidak nyambung, sebab anaknya selama masih duduk di bangku SD tidak pernah memegang HP, sedangkan belajar memakai Calkulator saja dilarang oleh guru disekolahnya, sekarang belajarnya menggunakan media android, yang itu asing baginya”, tegas ibu 4 anak 4 cucu sekaligus menutup perbincanganya beberapa saat yang lalu.
Menyikapi hal tersebut, Kadisdikbud Banyuasin HM Yusuf usai menghadiri Paripurna di DPRD Banyuasin mengatakan pihaknya tidak bisa berbuat banyak masalah itu, sebab tak petunjuk dari kementrian pendidikan dengan cara lain dan yang ada saat hanya dengan PJJ, maka itulah yang dapat kita lakukan didaerah ini, terang Yusuf (22/7/20) kemarin.
HM Yusuf juga mengakui kalau para wali murid banyak mengeluhkan dengan sistem belajar mengajar program PJJ tersebut sebab memang tidak efektif dan menyusahkan orang tua murid, tetapi itu alternatifnya dan artinya masih ada proses belajar mengajar di Banyuasin dan disarankan anak-anak belajar dengan membentuk kelompok atau melalui grup di WhatsApp, tutupnya. (waluyo)