Medianusantaranews.com, (Muara Dua)- Ada-ada saja, berdalih tak boleh dana BOS dan kelas jauh diduga oknum guru SMP Negeri 2 Sinar Napalan Kecamatan Buay Pemaca Kabupaten OKU Selatan nekat lakukan pungli sebesar Rp 1 juta dengan alasan untuk biaya pendaftaran masuk sekolah ajaran tahun 2021/2022.
Menurut keterangan dari walisiswa, bahwa di sekolah tersebut meminta biaya pendaftaran masuk sekolah sebesar Rp 1 juta dengan alasan untuk membeli baju olaraga dan biaya penghapusan uang SPP. “Pungutan seperti ini sudah lama terjadi disini pak, malahan SPP selama ini terus berjalan dan bayaran SPP itu perbulanya dimintai oleh pihak sekolah SMP negeri 2 sebesar Rp 30 ribu, namun baru-baru ini SPP dihentikan”, ucap wali murid kepada awak media beberapa saat yang lalu.
Kata bapak yang meminta namanya tidak dicantumkan dalam pemberitaan mengaku selaku orang tua murid sangat keberatan, karena kami ini orang yang tak punya, tapi kami juga ingin masa depan anak kami lebih baik dan punya ilmu, tapi mau bagaimana lagi walau dengan terpaksa menuruti apa yang dikatakan dari pihak sekolah, ungkapnya bingung.
Masih kata wali murid, untuk tahun ini ada 7 siswa baru yang dimintai uang Rp 1 juta oleh pihak sekolah SMP tersebut, jadi benar-benar bingung pak, jangankan mau bayar Rp 1 juta untuk makan sehari-hari saja kami susah pak, tapi Hendra oknum guru selalu menanyakan bahkan datang menagih kerumah, tambahnya.
Dua oknum guru di sekolah SMP negeri 2 Buay Pemaca kelas jauh kepada wartawan Hendra menuturkan bahwa sekolah kelas jauh di Desa Sinar Napalan ini tidak pernah mendapat bantuan dari sekolah induk, maka biaya Rp 1 juta itu untuk membeli obat semprot, biaya membersihkan sekolah, biaya perbaikan kursi, dan biaya pembuatan baju baju olaraga serta atribut sekolah, aku Hendri yang guru saat ditemui dan Hendra guru yang melakukan pungli.
Dia juga membenarkan kalau pungutan itu tanpa ada rapat komite jelasnya dengan aura wajah yang tak senang saat dipertanyakan keluhan orang tua murid kepadanya.
Yosrizal Kepala Sekolah SMP negeri 2 saat ditemui diruang kerjanya mengatakan bahwa kegiatan ini saya tidak tau dan tidak mau tau keluhan dari para orang tua murid. Kepsek juga mengaku hanya sesekali mengawas, karena jaraknya jauh, jawabnya singkat.
Ketika disinggung masalah dana BOS pun tak mau memberikan keterangan bahkan gelagat tidak senang dan memperlihatkan wajah yang tak bersahabat.
Hingga berita ditayangkan persoalan dugaan pungli di SMPN 2 yang dimaksud, dari Disdik Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan belum diminta konfirmasinya.(mnn/Jim/Biro-SS)